1. Fakta Tentang Besi
Besi
 adalah salah satu logam berat yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. 
Dalam Alquran surat Al Hadiid ayat 25 menjelaskan bahwa Allah menurunkan
 besi yang memiliki kekuatan hebat dan memiliki banyak manfaat bagi 
manusia.
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa 
bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Alkitab 
dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan 
Kami turunkan (anzalnaa) besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat 
dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi 
itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan 
rasul-rasul-Nya, padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah 
Mahakuat lagi Mahaperkasa.”
Dalam ayat ini, kata “anzalnaa” memiliki arti “kami turunkan” 
digunakan untuk menunjuk besi. Apabila diartikan secara kiasan kata 
“anzalnaa” menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi 
manusia.
Apabila mengartikan kata itu secara harfiah, yakni “secara bendawi 
diturunkan dari langit”, maka diperoleh arti bahwa besi diturunkan dari 
langit. Beberapa ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran ayat itu. 
Partikel besi tidak berasal dari bumi melainkan berasal dari benda-benda
 luar angkasa.
Paling tidak, terdapat sembilan ayat dalam Alquran yang membahas dan 
menjelaskan tentang besi. Salah satunya, “Dan Allah menjadikan bagimu 
tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu
 tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian 
yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara 
kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya 
atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).” (QS An-Nahl: ayat 81).
Alquran
 surat Yaasin ayat 36 menjelaskan, Allah menciptakan segala sesuatu 
secara berpasang-pasang. Dalam ayat lain, Allah uga berfirman, “Dan 
segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat 
akan kebesaran Allah.” (QS Adz-Zaariyat: 49).
Menurut ayat ini, Allah menciptakan yang berpasangan tidak hanya 
manusia, melainkan segala sesuatu yang tumbuh dari bumi dan berbagai 
partikel yang tidak terlihat mata.
Seorang ilmuwan asal Inggris, Paul Dirac, berhasil melakukan 
penelitian yang membuktikan bahwa materi diciptakan secara berpasangan. 
Penemuannya dinamakan ‘Parite. Dia memperoleh Nobel di bidang fisika 
pada tahun 1933 karena penemuannya itu.
Matahari,
 planet, satelit dan benda langit lainnya bergerak dalam garis edarnya 
masing-masing. Alquran surat Al Anbiya ayat 33 dan surat Yaasin ayat 38 
menjelaskan mengenai fakta ilmiah itu dan terbukti kebenaranya.
Banyak ayat dalam Alquran yang menjelaskan tentang alam semesta dan tata surya. Beberapa di antaranya seperti:
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan 
bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” 
(QS Al Anbiya:33)
“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS Yaa Siin: 38)
“Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga 
(setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai 
bentuk tandan yang tua.” (QS Yaa Siin: 39).
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak 
dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” 
(QS Yaa Siin: 40)
Pengamatan astronomi telah membuktikan kebenaran fakta ini.  Menurut 
ahli astronomi, matahari bergerak sangat cepat dengan kecepatan mencapai
 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang 
dinamakan Solar Apex.
Selain matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi 
matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Semua bintang yang ada di 
alam semesta juga berada dalam suatu gerakan serupa.
Dalam Alquran surat Az Zumar ayat 6 dijelaskan, manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan.
“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan 
daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang 
berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu 
kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu
 adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada 
Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat 
dipalingkan?”
Perkembangan ilmu Biologi modern telah berhasil mengungkap petunjuk 
dari ayat itu. Pertumbuhan bayi di dalam rahim melewati tiga tahap (tiga
 kegelapan). Alquran menggunakan istilah ‘kegelapan’ karena memang 
proses penciptaan manusia dalam perut ibu terjadi di dalam rahim yang 
gelap. Tahap-tahap itu, pertama, tahap Pre-embrionik, zigot tumbuh 
membesar melalui pembelahan sel kemudian menjadi segumpalan sel yang 
membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot, sel-sel 
penyusunnya mengatur diri mereka sendiri untuk membentuk tiga lapisan.
Kedua, tahap Embrionik yang berlangsung lima setengah minggu. Bayi 
pada tahap ini disebut “embrio”. Organ dan sistem tubuh bayi juga mulai 
terbentuk.
Ketiga tahap fetus yang dimulai sejak kehamilan bulan 8 hingga lahir.
 Pada tahap ini bayi telah menyerupai manusia dengan wajah, kedua tangan
 dan kakinya.
Hasil
 penemuan ilmu genetika abad 20 menjelaskan bahwa jenis kelamin seorang 
bayi ditentukan oleh air mani dari pria. Dalam air mani pria terdapat 
kromosom x yang berisi sifat-sifat kewanitaan dan kromosom y berisi 
sifat kelaki-lakian. Sedangkan dalam sel telur wanita hanya mengandung 
kromosom x yang mengandung sifat-sifat kewanitaan. Jenis kelamin seorang
 bayi tergantung pada sperma yang membuahi, apakah mengandung kromosom x
 atau y.
Alquran telah menjelaskan fakta itu dalam surat An Najm ayat 45-46, 
“Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air 
mani, apabila dipancarkan.”
Sebelum penemuan itu diperoleh, masyarakat menganggap bahwa penentu jenis kelamin berasal dari wanita.
Setiap
 manusia memiliki ciri sidik jari yang unik dan berbeda antara satu 
orang dengan lainnya. Keunikan sidik jari baru ditemukan pada abad 19. 
Sebelum penemuan itu, sidik jari hanya dianggap sebagai lengkungan biasa
 yang tidak memiliki arti.
Alquran surat Al Qiyaamah ayat 3-4 menjelaskan tentang kekuasaan 
Allah untuk menyatukan kembali tulang belulang orang yang telah 
meninggal, bahkan Allah juga mampu menyusun kembali ujung-ujung jarinya 
dengan sempurna.
QS Al Qiyamah ayat 3-4:
“Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?”
“Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.”
“Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?”
“Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.”
Air susu ibu atau ASI sangat bermanfaat bagi bayi. ASI adalah sumber 
makanan terbaik bagi bayi dan mengandung zat yang dapat meningkatkan 
kekebalan tubuh. Tidak ada susu buatan manusia yang mampu menandingi 
kualitas ASI.
Alquran surat Luqman ayat 14 menganjurkan manusia untuk berbuat baik 
kepada ibu bapaknya, ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang 
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Surat ini menjelaskan
 bahwa waktu yang terbaik untuk memberikan ASI bagi seorang bayi adalah 2
 tahun karena memberikan banyak manfaat.
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang 
ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang 
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.  Bersyukurlah 
kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah 
kembalimu.”
Albert
 Einstein pada awal abad 20 berhasil menemukan teori relativitas waktu. 
Teori ini menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. 
Waktu dapat berubah sesuai dengan keadaannya. Beberapa ayat dalam 
Alquran juga telah megisyaratkan adanya relativitas waktu ini, di 
antaranya dalam Alquran surat Al Hajj ayat 47, surat As Sajdah ayat 5 
dan Alquran surat Al Ma’aarij ayat 4.
“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah
 sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi
 Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS Al 
Hajj: 47)
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik 
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun 
menurut perhitunganmu.” (QS As Sajdah:5)
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS Al Ma’arij:4)
Beberapa ayat Alquran lainnya menjelaskan, manusia terkadang 
merasakan waktu secara berbeda, waktu yang singkat dapat terasa lama dan
 begitu juga sebaliknya.
Gunung
 tidak hanya memperindah pemandangan. Dikaji dari ilmu geologi, gunung 
berfungsi sebagai penyeimbang bumi dari goncangan. Gunung  muncul karena
 tumbukan lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika 
dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip ke bawah 
sedangkan  lempengan yang lemah melipat ke atas membentuk dataran tinggi
 dan gunung.
Alquran menjelaskan fungsi gunung dalam beberapa ayat di antaranya 
dalam surat Al Anbiyaa ayat 21 dan surat An Naba’ ayat 6-7. Gunung 
diibaratkan sebuah paku yang menjadikan lembaran kayu tetap saling 
menyatu.
“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya 
bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) 
di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.” (QS 
Al Anbiya:31)
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?,” (QS An Naba’: 6-7)
Manusia
 tidak mampu menyelam di laut dengan kedalaman di bawah 40 meter tanpa 
peralatan khusus. Dalam sebuah buku berjudul Oceans juga dijelaskan, 
pada kedalaman 200 meter hamper tidak dijumpai cahaya, sedangkan pada 
kedalaman  1000 meter  tidak terdapat cahaya sama sekali.
Kondisi dasar laut yang gelap baru bisa diketahui setelah penemuan 
teknologi canggih. Namun Alquran telah menjelaskan keadaan dasar lautan 
semenjak ribuan tahun lalu sebelum teknologi itu ditemukan. Alquran 
surat An Nur ayat 40 menjelaskan mengenai fakta ilmiah ini.
“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh 
ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap 
gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, 
tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi 
cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun.”
 (QS An Nuur: 40).
sumber : cyberdakwah.net 



0 komentar:
Posting Komentar