Nama beliau adalah Aus bin Rabiah bin Mi’yar bin Uraij bin Sa’ad bin
Jumah. Ada yang mengatakan nama beliau adalah Salman bin Samurah, atau
Salamah bin Samurah. Ada juga yang mengatakan nama beliau adalah Mi’yar
bin MuhayrizBerkata Abu Umar : Zubair dan pamannya serta Ibnu Ishaq Al
Musayyabi bersepakat bahwa nama asli Abu Mahdzuroh adalah Aus. Mereka
adalah orang yang paling mengerti dalam hal ansabu quraisy. Pendapat
yang mengatakan beliau bernama Salamah adalah keliru
Adz-Dzhabi, semoga Allah merahmatinya berkata : Abu Mahdzuroh adalah
mu’adzdzin masjidil haram, dan termasuk sahabat Nabi shallallahu alaihi
wa sallam. Dia termasuk orang yang suaranya merdu.
Suatu ketika Nabi menyuruh beberapa orang mengumandangkan adzan secara bergantian
Abu Mahdzuroh berkata,”Aku mendapat giliran terakhir. Ketika usai
mengumandangkan adzan, Rasulullah memanggilku, ‘kemarilah !’ kata
beliau. Rasulullah mendudukkanku di depanya, melepas serbanku, kemudian
mengusap ubun-ubunku, kemudian beliau berdo’a :
“Ya Allah, berkahilah dia dan tunjukkan dia ke jalan Islam”
Beliau memberkahiku hingga tiga kali kemudian bersabda :
“Pergilah, kumandangkan adzan di Baitullah!”
Aku bertanya,”Bagaimana caranya Ya Rasulallah?”
Beliau mengajariku adzan sebagaimana para sahabat. Di waktu shubuh ada kalimat “Asholaatu khoirumminan nauum”
Dan beliau mengajarkan iqomah dua kali tiap-tiap kalimat
Setelah Nabi mengusap ubun-ubunnya, Abu Mahdzuroh berkata,”Demi Allah, tak akan kupotong rambut ini sampai aku mati.”
Benar! Abu Mahdzuroh membiarkan rambut ubun-ubunnya memanjang hingga
separo tinggi badannya hingga beliau kembali ke rahmatullah karena
usapan tangan mulia Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
Beliau -semoga Allah meridhoinya- mengumandangkan adzan hingga wafat
tahun 54 H. putranya maju menggantikan beliau, kemudian cucunya, turun
temurun hingga masa Imam Asy Syafi’i
Tentang panjangnya rambut sahabat Abu Mahdzuroh ini, disebutkan dalam Al Mustadrak ala ash shohihain, juz 4 hal 658 :
Sesungguhnya Abu Mahdzuroh, mempunyai kisah tentang rambut bagian
depannya yang panjang. Apabila beliau duduk dan menguraikannya, maka
rambutnya menjuntai ke tanah
Teman-temannya berkata,”Mengapa tidak kau potong saja rambutmu?”
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah
mengusapnya dengan tangan beliau. Aku tak akan memotongnya hingga mati”
Demikianlah, beliau tak memotong rambut yang pernah disentuh tangan mulia Rasulullah hingga akhir hayatnya.
Wallahu a’lam bish showab
0 komentar:
Posting Komentar